Minggu, 04 Desember 2016

Kepemimpinan Kristen: Memimpin dan Melayani[1]
Oleh : Pdt. Dr. Bambang Nugroho Hadi, M.Th[2]

Apakah memimpin itu ?
Memimpin adalah …..
·         Memberi arah
·         Mengelola
·         Mengorganisir
·         Mengambil keputusan
·         Mendelegasikan wewenang
·         Membuat perencanaan untuk masa depan
·         …………………….
·         Dan sebagainya
Secara singkat, memimpin adalah memberi pengaruh.
Pemimpin
·         Harus mengetahui dengan jelas apa yang ingin ia capai (visi/vision)
·         Harus mengetahui dengan tepat apa tugasnya (misi/mission)
·         Harus mengetahui bagaimana mencapainya (strategi/strategy)
·         Memiliki keterampilan untuk mengatur pelaksanaannya (manajerial)

SBY dan Lee Kuan Yew
            SBY dinilai oleh banyak pengamat tidak memuaskan kepemimpinannya. Mengapa? Karena ia gagal memberi arah yang jelas bagi perjalanan bangsa. Tidak memiliki Visi yang jelas. Atau punya, tapi gagal menjadikannya “visi bersama” seluruh anak negeri.
            Lee Kuan Yew, meskipun terkesan arogan dan kurang demokratis, … ia berhasil menata, mengelola dan mengorganisir Singapura karena berhasil menerjemahkan Visi menjadi program nyata. Hasilnya tak terbantahkan. Singapura sebuah negara yang :
·         Tadinya cenderung mesum, kumuh dan rawan karena dikuasai para gangster
·         Menjadi sebuah negara yang paling aman, paling bersih, paling tertib dan salah satu negeri paling makmur di dunia.
Siapakah Pemimpin itu ?
Pemimpin adalah
·         Pengendali …….. kreator
·         Pendorong ……..  motivator
·         Penggerak ………. motor
·         Pembaharu ……. inovator
·         ………….
·         Ing ngarso sung tuladha
·         Ing madya mangun karso
·         Tut wuri handayani
Definisi bebas….
·         Pemimpin adalah pemberi pengaruh

Pemimpin : antara kontinuitas dan diskontinuitas
            Pemimpin yang bijak akan tahu apa yang baik dan harus ditingkatkan. Stabilitas dan kontinuitas itu penting. Ia tahu apa yang salah dan perlu ia koreksi. Ia tahu mana yang menuntut inovasi serta terobosan-terobosan baru. Diskontinuitas juga tak kalah penting.
Mirip pengelolaan sebuah keluarga. Begitu-begitu saja ……. ???? Membosankan ! Perlu ada “variasi-variasi”Variasi terus …… ???? Mana tahan ?
·         Ada yang kontinu: mengantar anak sekolah, nyuci,  makan bersama, doa bersama, dst
·         Ada yang diskontinu : rekreasi, pergi ke gereja, ngunjungi Saudara, “mbecek”,  …..

Kriteria Seorang Pemimpin (Secara Umum)
·         Ia harus kapabel ….. Sekaligus  fleksibel
·         Ia harus pemberani …. Sekaligus hati-hati
·         Ia harus tegas ……………. Sekaligus bijak
·         Berpandangan jauh ke depan …. Sekaligus berpijak pada kekinian
·         Dan sekaligus-sekaligus lainnya…..
Pemimpin tergolong mahluk langka. Ia bukan orang “biasa-biasa saja”, jenis manusia istimewa.  Sangat sedikit orang yang dilahirkan atau “ditakdirkan” menjadi pemimpin. Jumlahnya dapat dihitung dengan jari. Namun sebaliknya, hampir semua orang – dilahirkan dan dipanggil sebagai pelayan, bukan pemimpin.

Pemimpin di Mata Yesus
“Barangsiapa ingin menjadi besar diantaramu, hendaklah ia menjadi pelayanmu !”
(Markus 10:43,44)
Menurut Tuhan Yesus, seorang “Pemimpin” yang baik harus mau menjadi “pengikut” yang baik. Tidak hanya pandai berkoar, tapi juga mendengar. Seorang pemimpin yang bajik, harus lulus dulu sebagai “hamba” yang baik.  Sebab dengan merendahkan diri itulah, yang bersangkutan berhasil membuktikan kesungguhan dan ketangguhannya dalam menundukkan diri sendiri. Sangat mengerikan, seorang pemimpin yang tidak bisa mengekang dirinya, mengendalikan nafsunya dan mengontrol ambisinya !

Pemimpin Yang Baik Berasal  Dari Anggota yang Baik
            Ia telah membuktikan terlebih dahulu  bahwa ia adalah seorang anggota yang baik. Mengapa ? Karena pemimpin dipilih dari antara anggota- anggota yang terbaik. (Nasehat Yitro kepada Musa dalam Keluaran 18:21, nasehat Petrus untuk pemilihan diaken dalam Kis 6:3). Hanya “kopral” yang baik bahkan terbaik yang layak dipromosikan menjadi “sersan”.  Bila jadi kopral aja gak becus, gimana jadi sersan  yang baik ?

Pemimpin Yang Baik Bertumbuh Secara Alamiah
            Seperti tanaman….. Tidak mungkin mendadak “mak pethutuk” menjadi pohon yang besar…. Pohon sebesar apapun selalu bermula dari sebuah benih yang kecil. Lambat laun menjadi besar.
            Sayangnya, banyak orang ingin meloncat. Dalam waktu sesingkat-singkatnya…. Tiba-tiba jadi pemimpin hebat, jadi idola, jadi konglomerat, dst… dan untuk itu rela memakai cara apapun, menjual apapun, menghianati siapapun, dan membayar berapapun. Mutunya pasti membuat kecewa.
            Kelemahan Kepemimpinan Saat ini
·         Banyak orang tidak sabar.
·         Terlalu berorientasi pada hasil dan bukan prosesnya.

Yesus Adalah Pemimpin yang Melalui Proses
            Yesus tidak ujug-ujug muncul di Galilea sebagai seorang Guru agama yang hebat. Melainkan melalui proses yang panjang. Ia dikandung, dilahirkan, mengalami masa kanak-kanak, ketika balita ia harus menghadapi ancaman dibunuh Herodes sehingga diungsikan orang tuaNya ke Mesir. Setelah suasana aman, Yesus belajar bertukang dan bekerja sebagai tukang kayu di Nazaret. Tidak ada pencapaian yang spektakuler. Saat muncul di pangung, langkah pertamaNya adalah berkunjung kepada Yohanes untuk dibaptiskan. Lalu ia pergi ke padang gurun, berdoa puasa, dan kemudian muncul sebagai Guru. Dalam kepemimpinan Kristen, memimpin dan melayani adalah dwitunggal

Apakah Melayani itu?
Kami siap melayani anda ….
·         Tertulis di kantor Polisi
·         Jadi slogan di kantor Bank
·         Terdengar di toko dan swalayan
·         Dikatakan  oleh pelayan di warung makan
·         Di bengkel motor dan mobil ….
·         Di gereja juga familiar……
·         Di lokalisasi Juga tak mau ketinggalan.
Artinya bisa berbeda.

Memimpin dan Melayani
            Pemimpin sejati harus memiliki mental sebagai “pelayan”. Motivasinya harus seperti motivasi seorang abdi, seorang hamba. Ia adalah seorang pemimpin yang menghamba. Seorang hamba yang memimpin.
Lalu Yesus menanggalkan jubahNya, mengambil sehelai kain lenan, mengikatkannya pada pinggangNya, menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan …. mulai membasuh kaki murid-murid-Nya” (Yoh 13:4,5).
Tidak bisa diterima ! Yesus Sang Guru melakukan pekerjaan hamba ! Tugas seorang budak ! Kemudian Yesus berkata: “Dan Aku telah memberi teladan kepadamu” (Yoh 13:13,14).
            Dalam paradigma dunia, melayani bukanlah pekerjaan bergengsi. Melayani butuh kerendahan hati, penyangkalan diri. Berjongkok di bawah orang yang kita layani, dan membasuh (bukan menjilat!) kakinya. Dalam paradigma Yesus, ini tidak merendahkan martabat. Justru disitulah letak kehormatan karena telah mampu mengalahkan dirinya sendiri. Hanya orang hebat yang bisa mengalahkan dirinya sendiri.

Filipi 2:3,4
“Hendaklah kamu tidak mencari kepentingan sendiri atau pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri ; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.”
            Seorang pemimpin haruslah melayani. Tapi memimpin juga. Niat baik, motivasi baik, berbuat baik tidak cukup. (Gambaran yang menjelaskan ini adalah Cerita tentang Kura-kura, Kera dan Ikan.) Banyak Pemimpin yang benar-benar punya niat baik, bekerja keras untuk mewujudkan niat baiknya. Tapi ia hanya berbuat banyak “untuk” ….. Bukannya “bersama”……. Maka ia bukanlah pelayan yang baik. Karena ia bukan pelayan yang baik, maka ia bukan juga pemimpin yang baik.

Kaum muda bertanya: apakah memang aku tak masuk nominasi menjadi pemimpin?
Sisi Lain dari Berita Alkitab  :
            Alkitab menjelaskan bahwa manusia, yakni setiap orang tidak hanya ditakdirkan sebagai “pelayan” atau pengikut saja tapi juga “pemimpin”.
            Saya, anda, dia, mereka, semua….. Adalah Pemimpin. Setelah Allah menciptakan segala sesuatunya, Allah bersabda : “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:26). Kesegambaran manusia dengan Allah, nampak melalui kepemimpinannya.

Setiap Orang Ditakdirkan Menjadi Pemimpin
            Sejak awal penciptaan, manusia “ditakdirkan” sebagai “pemimpin”. Semua yang menyandang sebutan manusia. Apakah saya adalah pemimpin ? Ya ! Minimal, saya ditentukan dan dipanggil Tuhan untuk menjadi Pemimpin !  
            Kepemimpinan manusia adalah 3 at. Menurut Eka Darmaputera, kepemimpinan menurut Kejadian 1:26  merupakan hakikat, mandat dan berkat Allah kepada setiap manusia.[3]
            Kepemimpinan adalah sesuatu yang melekat pada hakikat manusia. Karena itu, hakikat kemanusiaan seseorang tercermin melalui kepemimpinannya. Kepemimpinan yang brengsek mencerminkan kualitas kemanusiaannya yang brengsek pula.
            Kepemimpinan adalah mandat. Artinya, kepemimpinan adalah penugasan dari Allah, sehingga harus dilaksanakan sesuai dengan kehendakNya. Sadrimo titah. Tapi bukan “sekedar giliran jaga”.
            Kepemimpinan adalah berkat. Menjadi pemimpin adalah karunia Allah yang unik, luhur dan mulia. Hanya dimiliki manusia. Mahluk lain tidak.

Setiap manusia mendapat “3 at”
            Apakah si-jahat Adolf Hitler adalah seorang pemimpin ? Jawabannya adalah YA. Apakah si-baik Ibu Teresa adalah seorang Pemimpin ? Jawabannya Ya juga. Apakah Soekarno, Bill Clinton, Pdt Trijoko, dr. Paran, Jokowi, Pdt Christya, Pdt Riyadi Basuki adalah seorang Pemimpin ?  Ya…. Ya…. Ya…. Demikian pula mas Jono, mas Janto, mbak Mega, mas Suko, BNH, mas Hamonangan, mas Samuel, pak Yunius Irwanto, mbak Derika, mas Roni, mas Bayu dan mas Kadis juga seorang pemimpin.
            Setiap manusia mendapat “3 at” . Mungkin anda ragu. Saya juga tadinya ragu. Setiap orang punya “3 at” : hakikat, mandat, berkat oleh Allah untuk berkuasa atas …. (Kej 1:26). Tiap orang diangkat menjadi pemimpin.
            Saya, panjenengan, dia, beliau, mereka,… semua adalah pemimpin. Sama-sama pemimpin. Apakah semua orang dengan demikian, sama saja ?  Jawabannya tidak. Sama-sama Pemimpin  tidak berarti “sama saja”. Yang membedakan seorang pemimpin dengan pemimpin lain adalah kualitas kepemimpinannya. Bagaimana ia memanfaatkan wewenang kepemimpinan yang ada padanya ….. Untuk membangun…. ? Atau menyamun… ? Dengan kata lain, apakah status sebagai pemimpin itu digunakan untuk memimpin ATAU tidak.



Kualitas Kepemimpinan dan Motivasi
            Kulitas kepemimpinan ditentukan oleh MOTIVASI. Hanya motivasi yang baik, yang bisa melahirkan pemimpin yang baik. Cuma benih yang baik yang bisa menghasilkan tanaman yang baik.
            Tatkala seseorang masih menjadi “pemimpin papan bawah”, ….. Godaannya tidak terlalu besar. Persoalan Motivasi belum jadi masalah. Godaan belum terlalu besar. Berbeda dengan tataran yang lebih tinggi……  semakin tinggi ….. 

Pemimpin dan Kesuksesan
            Setiap orang ingin sukses …… Tetapi sering kali, bahkan hampir selalu…. “skandal” adalah sisi lain dari “sukses”. Begitu sukses direngkuh, maka muncullah “skandal”…. Cuma soal waktu saja. Sukses bukanlah “titik aman” melainkan “titik kritis”.
            “Sukses” itu seperti “predator” – pemangsa lahap yang tak segan memakan anak-anaknya sendiri. Bahkan pemimpin teladan seperti Daud dan Salomo pun tidak kebal. Tersandung oleh kesuksesan mereka.  Abraham, Ishak, Simson ?  Juga mana tahan……
            Meraih sukses dengan cara yang bersih tidak sesulit mempertahankan agar kepemimpinan yang sukses itu tetap bersih. Pemimpin yang mengawali kepemimpinannya sebagai tokoh teladan, mengakhirinya sebagai tiran. Soekarno, Soeharto, Mao Ze Dong.
            Menjaga motivasi begitu pentingnya karena kepemimpinan itu pada hakikatnya “selalu menggoda” dan “selalu digoda”. Ketika menghadapi godaan itulah…. Motivasi mengalami ujian yang sebenarnya. 
            Lebih parah lagi, pemimpin yang memulai kepemimpinannya dengan motivasi yang sudah salah ! Misalnya : orang yang ingin jadi PNS karena ingin “kerja sedikit” tapi “sabetannya banyak”.  Orang ingin jadi anggota dewan karena yakin tak sampai setahun modal pasti kembali. Atau…. Pengusaha yang beralih profesi menjadi pendeta, karena menurutnya “bisnis injil” adalah satu-satunya bisnis yang tak mengenal “resesi” resiko kecil, untung besar. Audubillah munzalikkkkkk !!!!
            Konsekuensi kepemimpinan yang sukses adalah godaan. Hal ini diperingatkan berulang-ulang dalam Alkitab. Maksudnya agar setiap kita secara teratur melakukan intropeksi diri dan tak lengah mewaspadainya.
            Nabi Yehezkiel mengingatkan : kepemimpinan yang sukses tidak dengan sendirinya menjamin kepemimpinannya “baik”. Ada gembala yang baik, ada gembala yang jahat. Ini soal motivasi. Maka, hati-hatilah memilih pemimpin anda !

Gembala yang baik dan yang jahat
            Gembala atau “pemimpin” yang jahat menurut ukuran Alkitab adalah para gembala yang “menggembalakan dirinya sendiri”. Pemimpin yang hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri. Terhadap “domba-domba”,   pemimpin jenis ini : “ …. Menikmati susunya, dari bulunya kamu membuat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan. Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang  hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman…” (Yeh 34:3,4).
            Garis pemisah antara pemimpin yang baik dengan pemimpin yang jahat sebenarnya sangat jelas. Yaitu kepentingan siapa yang mereka utamakan. Sangat mudah, menurut Yehezkiel.
            Tapi menurut Yesus Kristus, membedakan yang asli dengan yang palsu bukanlah perkara yang sederhana. Mereka bisa menyamar. “serigala yang menyamar seperti domba”. (Mrk 13:22,23.). “dari buahnya kamu akan mengenal mereka !” (Matius 7:16). Tidak semua yang berkilau itu emas. Ukurannya adalah buah yang dihasilkan.

Pemimpin Kristen Yang Ideal
            Pemimpin Kristen yang ideal adalah pemimpin yang menerapkan kepemimpinan yang melayani. Model kepemimpinan ini memiliki sembilan ciri khas. Sembilan ciri khas kepemimpinan yang melayani ini secara konsisten dijalani dan dihidupi oleh Yesus sepanjang pelayanan-Nya kepada dan bersama para murid-Nya. [4]
Pemimpin Kristen Yang Ideal
1.      Melayani dengan Visi yang Berasal Dari Tuhan
2.      Melayani dengan Pengurapan Roh Kudus
3.      Melayani dengan Kerendahan Hati dan Kepercayaan Diri
4.      Melayani dengan Karakter Kuat
5.      Melayani dengan Menjaga Kehidupan Doa
6.      Melayani dengan Belas Kasihan
7.      Melayani dengan Kerelaan Berkorban
8.      Melayani dengan Memberdayakan, Mengkader dan Membangun Tim Kepemimpinan
9.      Melayani dengan Keberanian Menempuh Risiko

            Anda semua adalah pemimpin. Aku, kamu, dia, mereka adalah pemimpin. Kita menerima “3 at” : hakikat, mandat,  berkat. Miliki dan jagalah agar motivasi tetap benar.
            Buktikan bisa dipercaya manakala menjadi pengikut, jadilah pengikut yang baik. Nikmatilah proses dan jangan cuma berfokus pada hasil. Pemimpin yang baik lahir dari proses menjadi. “setialah dalam perkara kecil dan Tuhan akan mempercayakan perkara-perkara besar.”
            Saat menjadi pemimpin dalam komunitas maupun organisasi, ingatlah bahwa kesuksesan merupakan titik kritis. Jauhilah skandal. Tidak semua yang berkilau itu emas. Ukurannya adalah buah yang dihasilkan.
            Mari menjadi pemimpin yang melayani! Pelayan yang memimpin !
Metro, 27 Nopember 2014
Salam kasih,
BNH




[1] Disampaikan dalam Konsultasi Pemuda GKSBS 2014. Dilaksanakan di Wisma Sinode GKSBS Metro, 27-29 Nopember 2014.
[2] Pendeta GKSBS dengan basis pelayanan di GKSBS Mawar Saron, Seputih Raman. Hobbynya mendaki gunung dan traveling. Pernah menjadi Sekretaris MPK GKSBS Klasis Seputih Raman selama 2 periode sidang, Ketua MPK GKSBS Klasis Seputih Raman dan anggota MPS GKSBS selama 1 periode. Saat ini di Sinode GKSBS dipercaya menjadi Ketua Departemen Peningkatan Kapasitas Sinode GKSBS. Ia menulis buku berjudul “DIALOG KRISTEN-ISLAM MENUJU INDONESIA DAMAI-Perspektif Kristen”. Bukunya yang kedua berjudul “MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN MELAYANI, Menjadikan Prinsip-prinsip Pelayanan Yesus Kristus Sebagai Dasar Kepemimpinan Kristen Yang Efektif”. Ia juga menjadi salah satu penulis Modul Diakonia Transformatif yang dipergunakan 33 Sinode anggota PGI dalam memberdayakan para Diaken.  Selain menjadi Pendeta dan penulis, Ia juga melayani sebagai PUKET III dan dosen di STT Syalom Lampung, kontributor SAH dan materi-materi terbitan Sinode GKSBS, anggota Pembina YPK Lampung dan fasilitator pembinaan-pembinaan di lingkungan GKSBS. Beberapa kali diundang menjadi Pengkotbah KKR ala GKSBS. Pdt Bambang NH menikah dan dikaruniai 2 orang anak. Ia sangat menikmati hidup dan profesinya sebagai pendeta di pedesaan.
[3] Eka Darmaputera, Kepemimpinan dalam Perspektif Alkitab (Yogyakarta: Kairos Books, 2005), 22-25.
[4] Penulis memaparkan ciri khas kepemimpinan melayani dalam bukunya berjudul “MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN MELAYANI, Menjadikan Prinsip-prinsip Pelayanan Yesus Kristus Sebagai Dasar Kepemimpinan Kristen Yang Efektif”, Yogyakarta: Penerbit Writing Revolution, 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar